MANAJEMEN RESIKO
K3
·
Pengertian manajemen
·
Menurut
ahli
·
Koontz
and Donnel (1972) ” management is getting thing done through the efforts of
other people” (manajemen adalah terlaksananya pekerjaan melalui orang-orang
lain )
·
Millet
(1954) ” management is the process of directing and fasilitating the work of
people organized informal group to achieve a desire goal” (manajemen adalah
proses memimpin dan melancarkan pekerjaan dari orang-orang yang terorgasisir
secara formal sebagai kelompok untuk memperoleh tujuan yang diinginkan
·
Davis
(1951) “management is the fuction of the executive leadership any where” (
manajemen adalah fungsi dari setiap kepemimpinan eksecutif dimanapun)
·
Kimball
and Kimball (1951)”management embraces all dities and function that pertain to
the provicion of necessary is to operate and the selection of the principal
office “( manajemen terdiri dari semua tugas dan fungsi yang meliputi
penyusunan sebuah perusahaan, pembiayaan, penetapan garis-garis besar
kebijaksanaa,penyediaan semua peralatan yang diperlukan dan penyusunan kerangka
organisasi serta pemilihan para pejabat terasnya.
·
Menurut
kelompok kami
Manajemen
adalah
·
Pengertian resiko
·
Menurut
para ahli
·
Soekarto
”Resiko
adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa”
·
Subekti
"Resiko
kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena sutau kejadian di luar
kesalahan salah satu pihak”
·
Ahli
Statistik
“Resiko
adalah derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau
di sekitar titik rata-rata”
·
Vaughan
· Risk
is the chance of loss (Risiko adalah kans
kerugian).
Chance of
loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap
kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk
menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian
penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko
dengan tingkat kerugian. Dalam halchance of loss 100%, berarti kerugian
adalah pasti sehingga risiko tidak ada.
· Risk is the possibility of
loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).
Istilah possibility berarti
bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun,
definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
· Risk is uncertainty (Risiko
adalah ketidakpastian).
Uncertainty dapat
bersifat subjective dan objective. Subjective
uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang
didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang
bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi
risiko berikut.
·
Menurut
kelompok kami
Menurut
definisi di atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi
probabilita dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.Dari
berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya
akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata
lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Atau juga bisa
disebut ketidakpastian tentang kejadian di masa depan.
·
Pengertian manajement resiko dalam k3
Sedangkan
manajemen risiko dalam keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya-upaya dalam
bentuk aturan maupun tindakan yang ditujukan untuk mengoptimalkan
(meminimalisir) risiko atas suatu portfolio sesuai dengan Kebijakan Investasi
masing-masing dana kelolaan. Penerapan sistem manajemen risiko mengacu pada
peraturan serta ketentuan yang tertuang dalam kebijakan perusahaan dan ISO
9001:2000.
·
Tahapan dalam
Manajemen Risiko
Menetapkan konteks adalah
menetapkan parameter dasar dimana suatu risiko harus dikelola dan menyiapkan
pedoman untuk membuat keputusan yang lebih rinci dalam proses manajemen risiko.
Berikut tahapan-tahapan dalam manajement k3 yaitu :
• Menetapkan konteks eksternal
Langkah ini menentukan
lingkungan eksternal dimana organisasi beroperasi dan hubungan antara
organisasi dan lingkungannya antara lain: lingkungan sosial budaya, regulasi,
kompetisi, pasar keuangan dan lingkungan politik serta stakeholder eksternal.
• Menetapkan konteks internal
Sebelum aktivitas manajemen
risiko disetiap level dimulai, maka perlu memahami suatu organisasi antara lain
meliputi:
·
Budaya
·
Stakeholder internal
·
Struktur
·
Kapabilitas
sumber daya seperti manusia, sistem, proses, modal
·
Target dan sasaran serta strategi
untuk mencapainya
·
Proses Manajemen
Risiko
Pemahaman risk management
memungkinkan manajemen untuk terlibat secara efektif dalam menghadapi uncertainty dengan
risiko dan peluang yang berhubungan dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk
memberikan nilai tambah. Proses manajemen resiko adalah sebagai berikut :
·
Perencanaan
Manajemen Risiko
·
Identifikasi Risiko
Proses ini
menentukan risiko yang mungkin dapat mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan
tiap–tiap karakteristik risiko.
·
Analisis
Risiko Kualitatif
Setelah
mengidentifikasi risiko, proses selanjutnya adalah memprioritaskan risiko
berdasarkan probabilitas dan dampak yang terjadi dengan menggunakan teknik
pemetaan risiko berdasarkan matrix analisis risiko kualitatif.
·
Pengembangan Tanggapan Terhadap Risiko
Pada
proses ini dilakukan langkah–langkah untuk mengurangi ancaman terhadap proyek
dan merespon risiko yang telah diprioritaskan.
·
Manajemen Risiko dan Fungsi Pengawasan
Perkembangan peranan pengawasan
internal (internal control) terkini menggunakan kerangka COSO (COSO Framework).
Kerangka ini memandang internal control sebagai sebuah proses, dan dirancang
untuk memberikan keyakinan tentang efektivitas dan efisiensi dari operasi,
keandalan informasi atau pelaporan keuangan, dan ketaatan pada peraturan dan
ketentuan yang berlaku. COSO Framework terdiri dari 5 komponen
yang saling terkait, yaitu control environment, risk assessment, control
activities, information and communications, dan ongoing monitoring.
Bila dicermati secara seksama,
terdapat kesamaan tujuan, cara pandang, dan materi padarisk
management dan internal kontrol. Seluruh komponen COSO
Framework ada pada risk management. Pemahaman manajemen risiko
dalam pengawasan akan mengoptimalkan fungsi pengawasan berupa efektifitas
pencapaian tujuan pengawasan dan efisiensi biaya pengawasan. Dengan demikian,
di satu sisi dapat dikatakan bahwa internal control is the integral part
of risk management. Risk management yang telah dilakukan oleh
manajemen perlu dinilai kelayakannya melalui aktifitas internal control.
·
Pengelolaan risiko
Jenis-jenis
cara mengelola risiko:
1. Risk avoidance
Yaitu
memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali.
Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial
keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2. Risk reduction
Risk
reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode
yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi
dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
3. Risk transfer
Yatu
memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi)
maupun hedging.
4. Risk deferral
Dampak
suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu
proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
5. Risk retention
Walaupun
risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun mentransfernya,
namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari
aktivitas.
·
Faktor–faktor
manajement resiko
·
Risiko
Ekonomi (Economic Risk)
·
Kurangnya
analisa kebutuhan user
Kurangnya
analisa kebutuhan user dapat disebabkan karena perolehan data yang kurang
lengkap. Dalam hal ini, Web Access sudah memahami kebutuhan user dengan sangat
baik.
·
Kurangnya
anggota tim dalam menjalankan proyek Kurangnya anggota tim dalam proyek dapat
menyebabkan pekerjaan tiap anggota tim menjadi overload. Dalam hal ini, Web
Access belum melakukan perencanaan dengan baik mengenai jumlah anggota tim
untuk menangani proyek tersebut. 85
·
Kesalahan
estimasi biaya terhadap anggaran proyek
Kesalahan
estimasi anggaran ini dapat terjadi karena adanya pengaruh ekonomi yang tidak menentu
yang dapat mengakibatkan perubahan dari estimasi yang telah dilakukan. Dalam
hal ini, Web Access telah melakukan pendugaan keuntungan yang relevan dengan
memperhitungkan estimasi biaya yang mungkin terjadi.
·
Risiko
Sumber Daya (Resource Risk)
·
.
Kurang tersedianya sumber daya manusia
Kekurangan
sumber daya manusia dapat menyebabkan proyek tidak berjalan dengan baik,
sehingga tiap anggota tim proyek mendapatkan pekerjaan yang overload.
·
Kerusakan
hardware
Kerusakan
hardware dapat terjadi sewaktu–waktu, dikarenakan penyusutan atas umur aset
tersebut. Untuk mengatasi hal ini, Web Access sudah memperkirakan berapa lama
hardware tersebut dapat digunakan. 86
·
Risiko
Organisasi (Organization Risk)
·
Risiko
Luas Perubahan yang Terjadi (Extent of changes brought)
·
Terjadi
perubahan tugas anggota tim
Perubahan tugas anggota tim dapat
disebabkan oleh kesalahan definisi
tugas yang
diberikan oleh manajer proyek. Hal ini sangat jarang terjadi
terorganisir
dan disusun sesuai dengan fungsinya masing–masing.
·
Turnover
anggota tim dalam proyek
Turnover anggota tim dapat berpengaruh
pada produktivitas tim proyek
dan
berdampak negatif bagi perkembangan proyek yang sedang berjalan.
Web Access
menetapkan kebijakan jika karyawan ingin resign maka
karyawan
tersebut dapat resign setelah proyek yang ia jalani selesai, apabila tidak maka
karyawan akan dikenakan sanksi oleh perusahaan.
·
Risiko
Intensitas Terjadi Konflik (Intensity of Conflicts)
·
Konflik
anggota tim proyek
Konflik
anggota tim dapat terjadi karena masalah personalitas, masalah penugasan yang
tidak jelas antara anggota tim proyek, ataupun perbedaan pendapat di antara
anggota tim proyek. Dalam hal ini, manajer proyek Web Access belum memberikan
definisi tugas dan tanggung jawab kepada anggota tim proyek secara jelas. 87
·
Risiko
Kompleksitas Lingkungan (Environmental Complexity)
·
Sulitnya
mendapatkan informasi dari klien
I nformasi
dari klien merupakan bagian penting dalam menentukan
pelaksanaan
proyek. Informasi dibutuhkan agar pelaksanaan proyek lebih
terarah, dalam
hal ini Web Access telah merencanakan jadwal pertemuan
terlebih
dahulu dengan pihak klien.
·
Komunikasi
yang tidak efektif
Komunikasi
yang tidak efektif dapat disebabkan karena adanya kesalahan informasi yang
diberikan atau kesalahpahaman yang terjadi antara
klien
dengan manajer proyek serta anggota tim proyek. Dalam hal ini,
·
Risiko
Kurangnya Komitmen (Lack of Commitment)
·
Kurangnya
komitmen klien dalam pelaksanaan proyek
Komitmen
dapat berupa kesepakatan antara klien dengan manajer
proyek mengenai
segala hal yang berhubungan dengan proyek yang akan
dilaksanakan.
Kurangnya komitmen klien dapat mempengaruhi keberhasilan
suatu proyek.
Dalam hal ini, maka Web Access membuat persetujuan
kontrak
mengenai kesepakatan yang berhubungan dengan proyek tersebut.
·
Kurangnya
dukungan manajer proyek dalam pelaksanaan proyek
Kurangnya
dukungan manajer proyek dalam segi pengetahuan,
komunikasi,
dan motivasi dapat berpengaruh pada hasil suatu proyek.
·
Kurangnya
dukungan diantara para anggota tim proyek
Kurangnya
dukungan antar anggota tim dapat dapat menyebabkan
keterlambatan
pelaksanaan proyek, akibatnya penyelesaian sebuah proyek
dapat menjadi
terhambat. Untuk menghindari hal ini, maka manajer proyek
membentuk
struktur anggota tim yang memenuhi kualitas pekerjaan yang
baik.
·
Risiko
Teknologi (Technology Risk)
1. Risiko
Kurangnya Keahlian (Lack of Expertise)
·
Kurangnya
keahlian manajer proyek
Kurangnya
keahlian manajer proyek sangat berpengaruh pada
keberhasilan suatu
proyek, karena manajer proyek memiliki tanggungjawab
menyeluruh
untuk mengelola suatu proyek. Manajer proyek Web Access
adalah
seseorang yang memiliki keahlian dalam manajemen proyek dan
memiliki
pengalaman dalam mengelola proyek.
·
b.
Kurangnya keahlian managerial dan teknis
Kurangnya
keahlian dari tim proyek dapat menjadi salah satu kendala
dalam
pengerjaan proyek. Untuk mengatasi hal ini, maka Web Access
memilih
orang–orang yang profesional yang dapat bekerja dengan baik. 89
·
Kurangnya
pengetahuan anggota tim proyek
Kurangnya
pengetahuan berarti anggota tim proyek kurang memahami
apa yang harus
dikerjakan dalam proyek. Dalam hal ini, Web Access telah
memberikan
training bagi anggota tim proyek.
·
Kurangnya
pengalaman anggota tim dalam pengerjaan proyek
Kurangnya
pengalaman anggota tim akan membawa risiko bagi
pelaksanaan
proyek yang sedang berjalan. Dalam hal ini, proyek Web
Access telah
dikerjakan oleh tim proyek yang sudah berpengalaman.
2. Risiko
Kompleksitas Teknologi (Complexity Technology)
·
Kesulitan
dalam konversi sistem lama ke sistem baru
Ketika sistem
baru yang sudah diimplementasikan tidak berfungsi
dengan baik,
maka dapat mengganggu aktivitas bisnis suatu organisasi.
Untuk
mengantisipasi hal ini, Web Access telah melakukan uji coba
terhadap sistem
yang baru sehingga sistem tersebut dapat berjalan dengan
baik sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.
·
Kurangnya
sistem keamanan teknologi
Kurangnya
sistem keamanan teknologi berarti tidak adanya sistem yang
baik untuk
melindungi jaringan dari berbagai bentuk kejahatan komputer.
Untuk mengatasi
hal ini, maka Web Access menggunakan peralatan yang
teruji dalam
menjaga sistem keamanan jaringannya. 90
3. Risiko
Pengguna (User Risk)
·
Kurangnya
pemahaman user
Kurangnya
pemahaman user biasanya mencakup masalah teknis.
Anggota tim
yang mengerjakan proyek harus mampu mendeskripsikan
kebutuhan user
akan kebutuhan teknis secara rinci. Dalam hal ini, jika klien
kurang memahami
sistem yang akan dibangun, maka Web Access akan
melakukan pertemuan
berulang kali dengan klien sampai ada persamaan
persepsi
mengenai sistem yang akan dibangun tersebut.
·
Kurangnya
keterlibatan user
Kurangnya
keterlibatan user berarti user tidak sepenuhnya memantau
suatu proyek.
Dalam hal ini, Web Access meminta klien untuk tetap
memantau
perkembangan proyek yang sedang berjalan.
·
Klien
yang tidak puas dengan hasil proyek
Klien yang
tidak puas dengan hasil proyek akan berpengaruh pada
kualitas
perusahaan. Untuk menghindari hal itu, maka Web Access
melakukan
pengujian terhadap sistem, dimana pengujian ini secara langsung
dilakukan oleh
user untuk memutuskan apakah sistem sudah memenuhi
kriteria klien.
91