Minggu, 20 April 2014

MANAJEMEN RESIKO K3


Pengertian Manajemen Risiko
Risiko adalah segala sesuatu yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan yang diukur berdasarkan kemungkinan dan dampaknya.

Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Strategi yang dapat digunakan antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, mengindari risiko, mengurangi efek buruk dari risiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu.
Strategi Menghadapi Resiko
  1. Strategi Reaktif : Secara umum, tim perangkat lunak tidak berbuat apa-apa di seputar risiko sampai sesuatu yang buruk terjadi dan baru kemudian tim tersebut melakukan aksi untuk membetulkan masalah itu dengan cepat. 
  2. Strategi Proaktif : Memikirkan risiko sebelum kerja teknis diawali. Risiko potensial diidentifikasi, probabilitas dan pengaruh proyek diperkirakan, dan diprioritaskan menurut kepentingan.
Jenis-jenis cara mengelola risiko :
  1. Risk avoidance : Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
  2. Risk reduction : Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
  3. Risk transfer : Yatu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging.
  4. Risk deferral : Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
  5. Risk retention : Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.
Macam - Macam Kategori resiko :
  1. Resiko proyek : Resiko proyek mengancam rencana proyek. Bila resiko proyek menjadi kenyataan maka ada kemungkinan jadwal proyek akan mengalami slip & biaya menjadi bertambah. Resiko proyek mengidenifikasi : Biaya, Sumber daya, Jadwal - pelanggan, Personil (staffing & organisasi) dan masalah persyaratan.
  2. Resiko teknis : Resiko teknis mengancam kualitas & ketepatan waktu PL yg akan dihasilkan. Bila resiko teknis menjadi kenyataan maka implementasinya menjadi sangat sulit atau tidak mungkin. Resiko teknis mengidentifikasi : Desain potensial, ambiquitas, implementasi, spesifikasi, interfacing, ketidakpastian teknik, verivikasi, keusangan teknik, masalah pemeliharaan dan teknologi yg leading edge.
  3. Resiko bisnis : Resiko bisnis mengancam viabilitas PL yg akan dibangun. Resiko bisnis membahayakan proyek atau produk.
Macam - Macam Kategori resiko oleh Robert Charette :
  1. Resiko yg sudah diketahui adalah resiko yg dpt diungkap setelah dilakukan evaluasi secara hati - hati terhadap rencana proyek, bisnis, & lingkungan teknik dimana proyek sedang dikembangkan, dan sumber informasi reliable lainnya. seperti : Tgl penyampaian yg tdk realitas, kurangnya persyaratan yg terdokumentasi, kurangnya ruag lingkup PL dan lingkungan pengembangan yg buruk
  2. Resiko yg dapat diramalkan diekstrapolasi dari pengalaman proyek sebelumnya. Misalnya : pergantian staf, komunikasi yg buruk dgn para pelanggan, mengurangi usaha staff bila permintaan pemeliharaan dan sedang berlangsung dilayani
  3. Resiko yg tidak diharapkan : resiko ini dapat benar-benar terjadi, tetapi sangat sulit untuk diidentifikasi sebelumnya.
Manfaat Manajemen Risiko
Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain (Mok et al., 1996) :
  1. Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit
  2. Memudahkan estimasi biaya.
  3. Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam cara yang benar.
  4. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.
  5. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
  6. Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
  7. Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
  8. Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.

 

 

.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi
Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi Korporasi (Enterprise Risk Management).




Manajemen Risiko dimulai dari proses
 identifikasi risiko,
penilaian risiko (ASEESSMENT)
monitoring dan
 evaluasi.

Kategori risiko

Risiko dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk :
  1. risiko spekulatif, dan
  2. risiko murni.


MANAJEMEN RESIKO K3


MANAJEMEN RESIKO K3
·        Pengertian manajemen
·         Menurut ahli
·         Koontz and Donnel (1972) ” management is getting thing done through the efforts of other people” (manajemen adalah terlaksananya pekerjaan melalui orang-orang lain )

·         Millet (1954) ” management is the process of directing and fasilitating the work of people organized informal group to achieve a desire goal” (manajemen adalah proses memimpin dan melancarkan pekerjaan dari orang-orang yang terorgasisir secara formal sebagai kelompok untuk memperoleh tujuan yang diinginkan


·          Davis (1951) “management is the fuction of the executive leadership any where” ( manajemen adalah fungsi dari setiap kepemimpinan eksecutif dimanapun)

·         Kimball and Kimball (1951)”management embraces all dities and function that pertain to the provicion of necessary is to operate and the selection of the principal office “( manajemen terdiri dari semua tugas dan fungsi yang meliputi penyusunan sebuah perusahaan, pembiayaan, penetapan garis-garis besar kebijaksanaa,penyediaan semua peralatan yang diperlukan dan penyusunan kerangka organisasi serta pemilihan para pejabat terasnya.

·         Menurut kelompok kami

Manajemen adalah














·        Pengertian resiko

·         Menurut para ahli

·         Soekarto
”Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa”

·         Subekti
"Resiko kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena sutau kejadian di luar kesalahan salah satu pihak”

·         Ahli Statistik
“Resiko adalah derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata”

·         Vaughan
· Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).
Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam halchance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.

       · Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.

       · Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian).
Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi risiko berikut.


·         Menurut kelompok kami
     Menurut definisi di atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Atau juga bisa disebut ketidakpastian tentang kejadian di masa depan.





·         Pengertian manajement resiko dalam k3

     Sedangkan manajemen risiko dalam keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya-upaya dalam bentuk aturan maupun tindakan yang ditujukan untuk mengoptimalkan (meminimalisir) risiko atas suatu portfolio sesuai dengan Kebijakan Investasi masing-masing dana kelolaan. Penerapan sistem manajemen risiko mengacu pada peraturan serta ketentuan yang tertuang dalam kebijakan perusahaan dan ISO 9001:2000.

·        Tahapan dalam Manajemen Risiko
Menetapkan konteks adalah menetapkan parameter dasar dimana suatu risiko harus dikelola dan menyiapkan pedoman untuk membuat keputusan yang lebih rinci dalam proses manajemen risiko. Berikut tahapan-tahapan dalam manajement k3 yaitu :
• Menetapkan konteks eksternal
Langkah ini menentukan lingkungan eksternal dimana organisasi beroperasi dan hubungan antara organisasi dan lingkungannya antara lain: lingkungan sosial budaya, regulasi, kompetisi, pasar keuangan dan lingkungan politik serta stakeholder eksternal.
• Menetapkan konteks internal
Sebelum aktivitas manajemen risiko disetiap level dimulai, maka perlu memahami suatu organisasi antara lain meliputi:
·         Budaya
·         Stakeholder internal
·         Struktur
·          Kapabilitas sumber daya seperti manusia, sistem, proses, modal
·         Target dan sasaran serta strategi untuk mencapainya

·        Proses Manajemen Risiko
Pemahaman risk management memungkinkan manajemen untuk terlibat secara efektif dalam menghadapi uncertainty dengan risiko dan peluang yang berhubungan dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk memberikan nilai tambah. Proses manajemen resiko adalah sebagai berikut :
·         Perencanaan Manajemen Risiko 




·          Identifikasi Risiko

Proses ini menentukan risiko yang mungkin dapat mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan tiap–tiap karakteristik risiko.


·         Analisis Risiko Kualitatif

Setelah mengidentifikasi risiko, proses selanjutnya adalah memprioritaskan risiko berdasarkan probabilitas dan dampak yang terjadi dengan menggunakan teknik pemetaan risiko berdasarkan matrix analisis risiko kualitatif.


·          Pengembangan Tanggapan Terhadap Risiko

Pada proses ini dilakukan langkah–langkah untuk mengurangi ancaman terhadap proyek dan merespon risiko yang telah diprioritaskan.

·         Manajemen Risiko dan Fungsi Pengawasan
Perkembangan peranan pengawasan internal (internal control) terkini menggunakan kerangka COSO (COSO Framework). Kerangka ini memandang internal control sebagai sebuah proses, dan dirancang untuk memberikan keyakinan tentang efektivitas dan efisiensi dari operasi, keandalan informasi atau pelaporan keuangan, dan ketaatan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku. COSO Framework terdiri dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu control environment, risk assessment, control activities, information and communications, dan ongoing monitoring.
Bila dicermati secara seksama, terdapat kesamaan tujuan, cara pandang, dan materi padarisk management dan internal kontrol. Seluruh komponen COSO Framework ada pada risk management. Pemahaman manajemen risiko dalam pengawasan akan mengoptimalkan fungsi pengawasan berupa efektifitas pencapaian tujuan pengawasan dan efisiensi biaya pengawasan. Dengan demikian, di satu sisi dapat dikatakan bahwa internal control is the integral part of risk management. Risk management yang telah dilakukan oleh manajemen perlu dinilai kelayakannya melalui aktifitas internal control.
·        Pengelolaan risiko
Jenis-jenis cara mengelola risiko:
1. Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2. Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
3. Risk transfer
Yatu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging.
4. Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
5. Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.

·        Faktor–faktor manajement resiko 

·         Risiko Ekonomi (Economic Risk)

·         Kurangnya analisa kebutuhan user
Kurangnya analisa kebutuhan user dapat disebabkan karena perolehan data yang kurang lengkap. Dalam hal ini, Web Access sudah memahami kebutuhan user dengan sangat baik.

·         Kurangnya anggota tim dalam menjalankan proyek Kurangnya anggota tim dalam proyek dapat menyebabkan pekerjaan tiap anggota tim menjadi overload. Dalam hal ini, Web Access belum melakukan perencanaan dengan baik mengenai jumlah anggota tim untuk menangani proyek tersebut. 85

·         Kesalahan estimasi biaya terhadap anggaran proyek
Kesalahan estimasi anggaran ini dapat terjadi karena adanya pengaruh ekonomi yang tidak menentu yang dapat mengakibatkan perubahan dari estimasi yang telah dilakukan. Dalam hal ini, Web Access telah melakukan pendugaan keuntungan yang relevan dengan memperhitungkan estimasi biaya yang mungkin terjadi.





·         Risiko Sumber Daya (Resource Risk)

·         . Kurang tersedianya sumber daya manusia
Kekurangan sumber daya manusia dapat menyebabkan proyek tidak berjalan dengan baik, sehingga tiap anggota tim proyek mendapatkan pekerjaan yang overload.

·         Kerusakan hardware
Kerusakan hardware dapat terjadi sewaktu–waktu, dikarenakan penyusutan atas umur aset tersebut. Untuk mengatasi hal ini, Web Access sudah memperkirakan berapa lama hardware tersebut dapat digunakan. 86



·         Risiko Organisasi (Organization Risk)

·         Risiko Luas Perubahan yang Terjadi (Extent of changes brought)

·         Terjadi perubahan tugas anggota tim
     Perubahan tugas anggota tim dapat disebabkan oleh kesalahan definisi
tugas yang diberikan oleh manajer proyek. Hal ini sangat jarang terjadi 
terorganisir dan disusun sesuai dengan fungsinya masing–masing.

·         Turnover anggota tim dalam proyek
     Turnover anggota tim dapat berpengaruh pada produktivitas tim proyek
dan berdampak negatif bagi perkembangan proyek yang sedang berjalan.
Web Access menetapkan kebijakan jika karyawan ingin resign maka
karyawan tersebut dapat resign setelah proyek yang ia jalani selesai, apabila tidak maka karyawan akan dikenakan sanksi oleh perusahaan.


·         Risiko Intensitas Terjadi Konflik (Intensity of Conflicts)

·         Konflik anggota tim proyek
Konflik anggota tim dapat terjadi karena masalah personalitas, masalah penugasan yang tidak jelas antara anggota tim proyek, ataupun perbedaan pendapat di antara anggota tim proyek. Dalam hal ini, manajer proyek Web Access belum memberikan definisi tugas dan tanggung jawab kepada anggota tim proyek secara jelas. 87


·         Risiko Kompleksitas Lingkungan (Environmental Complexity)

·         Sulitnya mendapatkan informasi dari klien
I                                   nformasi dari klien merupakan bagian penting dalam menentukan
pelaksanaan proyek. Informasi dibutuhkan agar pelaksanaan proyek lebih
terarah, dalam hal ini Web Access telah merencanakan jadwal pertemuan
terlebih dahulu dengan pihak klien.


·         Komunikasi yang tidak efektif

Komunikasi yang tidak efektif dapat disebabkan karena adanya kesalahan informasi yang diberikan atau kesalahpahaman yang terjadi antara
klien dengan manajer proyek serta anggota tim proyek. Dalam hal ini,


·         Risiko Kurangnya Komitmen (Lack of Commitment)

·         Kurangnya komitmen klien dalam pelaksanaan proyek
Komitmen dapat berupa kesepakatan antara klien dengan manajer
proyek mengenai segala hal yang berhubungan dengan proyek yang akan
dilaksanakan. Kurangnya komitmen klien dapat mempengaruhi keberhasilan
suatu proyek. Dalam hal ini, maka Web Access membuat persetujuan
kontrak mengenai kesepakatan yang berhubungan dengan proyek tersebut.

·         Kurangnya dukungan manajer proyek dalam pelaksanaan proyek
Kurangnya dukungan manajer proyek dalam segi pengetahuan,
komunikasi, dan motivasi dapat berpengaruh pada hasil suatu proyek.

·         Kurangnya dukungan diantara para anggota tim proyek
Kurangnya dukungan antar anggota tim dapat dapat menyebabkan
keterlambatan pelaksanaan proyek, akibatnya penyelesaian sebuah proyek
dapat menjadi terhambat. Untuk menghindari hal ini, maka manajer proyek
membentuk struktur anggota tim yang memenuhi kualitas pekerjaan yang
baik.



·         Risiko Teknologi (Technology Risk)

1. Risiko Kurangnya Keahlian (Lack of Expertise)

·         Kurangnya keahlian manajer proyek
Kurangnya keahlian manajer proyek sangat berpengaruh pada
keberhasilan suatu proyek, karena manajer proyek memiliki tanggungjawab
menyeluruh untuk mengelola suatu proyek. Manajer proyek Web Access
adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam manajemen proyek dan
memiliki pengalaman dalam mengelola proyek.

·         b. Kurangnya keahlian managerial dan teknis
Kurangnya keahlian dari tim proyek dapat menjadi salah satu kendala
dalam pengerjaan proyek. Untuk mengatasi hal ini, maka Web Access
memilih orang–orang yang profesional yang dapat bekerja dengan baik. 89

·         Kurangnya pengetahuan anggota tim proyek
Kurangnya pengetahuan berarti anggota tim proyek kurang memahami
apa yang harus dikerjakan dalam proyek. Dalam hal ini, Web Access telah
memberikan training bagi anggota tim proyek.

·         Kurangnya pengalaman anggota tim dalam pengerjaan proyek
Kurangnya pengalaman anggota tim akan membawa risiko bagi
pelaksanaan proyek yang sedang berjalan. Dalam hal ini, proyek Web
Access telah dikerjakan oleh tim proyek yang sudah berpengalaman.

2. Risiko Kompleksitas Teknologi (Complexity Technology)

·         Kesulitan dalam konversi sistem lama ke sistem baru
Ketika sistem baru yang sudah diimplementasikan tidak berfungsi
dengan baik, maka dapat mengganggu aktivitas bisnis suatu organisasi.
Untuk mengantisipasi hal ini, Web Access telah melakukan uji coba
terhadap sistem yang baru sehingga sistem tersebut dapat berjalan dengan
baik sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

·         Kurangnya sistem keamanan teknologi
Kurangnya sistem keamanan teknologi berarti tidak adanya sistem yang
baik untuk melindungi jaringan dari berbagai bentuk kejahatan komputer.
Untuk mengatasi hal ini, maka Web Access menggunakan peralatan yang
teruji dalam menjaga sistem keamanan jaringannya. 90

3. Risiko Pengguna (User Risk)

·         Kurangnya pemahaman user
Kurangnya pemahaman user biasanya mencakup masalah teknis.
Anggota tim yang mengerjakan proyek harus mampu mendeskripsikan
kebutuhan user akan kebutuhan teknis secara rinci. Dalam hal ini, jika klien
kurang memahami sistem yang akan dibangun, maka Web Access akan
melakukan pertemuan berulang kali dengan klien sampai ada persamaan
persepsi mengenai sistem yang akan dibangun tersebut.

·         Kurangnya keterlibatan user
Kurangnya keterlibatan user berarti user tidak sepenuhnya memantau
suatu proyek. Dalam hal ini, Web Access meminta klien untuk tetap
memantau perkembangan proyek yang sedang berjalan.

·         Klien yang tidak puas dengan hasil proyek
Klien yang tidak puas dengan hasil proyek akan berpengaruh pada
kualitas perusahaan. Untuk menghindari hal itu, maka Web Access
melakukan pengujian terhadap sistem, dimana pengujian ini secara langsung
dilakukan oleh user untuk memutuskan apakah sistem sudah memenuhi
kriteria klien. 91

KOMITMEN PENERAPAN K3


KOMITMEN PENERAPAN K3
   KOMITMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA(K3)           
           Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan tertulis, jelas dan mudah dimengerti serta diketahui oleh seluruh pekerja. Komitmen yang dapat ditunjuhkan oleh pimpinandan manajemen dalam K3 antara lain:
• Dengan memenuhi semua ketentuan K3 yang berlaku dalm organisasi,seperti penggunaan alat   keselamatan yang diwajibkan dan pensyratan K3 lainnya.
• Memasukkan isu K3 dalam setiap kesempatan,rapat manajemen dn pertemuan lainnya.
• Secara berkala dan konsisten mengkomunikasikan keinginan dan harapan mengenai K3 kepada semua pemangku kepentingan.
• Melibatkan diri dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan K3 seperti pertemuan keselamatan ,kampanye keselamatan dan kesehatan kerja,pertemuan audit K3,
• Memberikan dukungan nyata dalam bentuk sumber daya yang diperluhkan untuk terlaksananya K3 dalam organisasi.
• Memberikan keteladanan K3 yang baik dengan menjadikan K3 sebagai bagian internal dalam setiap kebijakan organisasi.
     
            . Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 , perlu disusun strategi antara lain :
1. Advokasi sosialisasi program K3.
2. Menetapkan tujuan yang jelas.
3. Organisasi dan penugasan yang jelas.
4. Meningkatkan SDM profesional di bidang K3 pada setiap unit kerja di
lingkungan perusahaan .
5. Sumberdaya yang harus didukung oleh manajemen puncak
6. Kajian risiko secara kualitatif dan kuantitatif
7. Membuat program kerja K3 perusahaan yang mengutamakan upaya peningkatan
dan pencegahan.
8. Monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal secara berkala.


PENERAPAN KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3)
         Dalam menerapkan K3 di sebuah perusahaan, selain memberikan rasa aman bagi para pekerja juga dapat memberikan keuntungan begi perusahaan itu sendiri. seperti melaksanakan beberapa komponen berikut:
·         Sumber Daya, Struktur Organisasi dan Pertanggungjawaban;
a. Pimpinan Puncak harus mengambil tanggung jawab utama untuk K3 dan sistem manajemen K3
b. Pimpinan Puncak harus menunjukkan komitmennya
c. Penyedia Jasa harus menentukan penanggungjawab K3
d. Penyedia Jasa harus dapat memotivasi karyawan di tempat kerja untuk bertanggung jawab terhadap aspek K3.


·         Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian;
a. Menjamin setiap karyawan yang terlibat dalam pekerjaan yang mengandung risiko K3 memiliki kompetensi atas dasar pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang sesuai.
b. Mengidentifikasi dan melaksanakan pelatihan K3 dan SMK3 sesuai dengan kebutuhannya.
c. Mengevaluasi keefektifan pelatihan.
d. Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur kerja karyawan.
e. Prosedur pelatihan harus mempertimbangkan perbedaan tingkatan untuk

Komitmen penerapan kesehatan dan keselamatan kerja(K3)  harus dilakukan oleh semua elemen yang terlibat termasuk atasan ataupun pekerja perusahaan, jika semua elemen dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka akan menghasil kan suatu hasil pekerjaan yang baik pula.